Cinta ?
Cinta itu seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah,
that’s enough.
Sebenarnya aku tidak ingin menuliskan tentang ini, sudah
cukup bosan dan tidak terlalu urgent
menurutku. Tetapi kali ini aku sudah cukup bosan,
sungguh. Ini cerita tentang seorang kawan...
Aku tahu masa laluku tak begitu
baik. Tapi bukankah manusia itu harus berubah menjadi yang lebih baik? Pun
kalau aku belum menjadi sebaik itu, tapi setidaknya aku telah berusaha
meninggalkan hal-hal yang tak baik.
Cinta. What do you know about this kinda word? I
don’t realize that you will know the real meaning of this word. Bagiku,
cinta itu seperti cintanya Rasulullah ke Allah, dan sebaliknya. Atau paling
tidak, seperti kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah. That’s enough.
Mungkin sedikit sulit pada zaman seperti ini, tapi tidak akan ada yang sulit
jika kita ‘mengandalkan’ Allah. Sebenarnya aku hanya sedikit capek.
Seseorang yang terus berkata bahwa dia mencintai seseorang lainnya tanpa ada
ikatan apa-apa, itu omong kosong! Apalagi jika dia terus ‘mengganggu’ orang
yang katanya dicintainya itu. Itu namanya bukan cinta, tapi entah sekedar suka,
atau bahkan mungkin nafsu. Kalau cinta,
itu seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah. (Baca)
Begitu.
Sudahlah, aku cukup bosan mendengarkan semuanya. Bukannya
sok atau apa. Kau tahu sendiri bahwa aku sedang memperbaiki diri. Kesalahan di
masa lalu telah cukup membuatku malu di hadapanNya. Aku tidak ingin jatuh untuk
kesekian kalinya. Sudah cukup aku bermain-main dengan hati orang lain. Tak
cukupkah alasan itu bagimu? Aku sudah cukup bosan. Sungguh. Aku hanya ingin menjalin ukhuwah yang benar dengan
saudara seimanku, itu saja. #lupakan
Kalau cinta, itu seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib dan
Fatimah. Tersimpan rapih bahkan setanpun tidak mengetahuinya. Kalau cinta, itu
seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah. Yang ada hanya memperbaiki dan
memantaskan diri. Kalau cinta, kalau cinta. Cinta sejati itu adalah cinta
kepada Sang Ilahi. Cintamu kepada seseorang tak dapat dikatakan indah dan benar
ketika cinta itu tak dapat mengantarkanmu kepada cintaNya, karen cintaNya
memang yang paling indah.
Sudahlah, ukhuwah itu lebih indah dari apa yang kau sebut cinta. Cintamu itu, hanya mengantarkanmu pada khayalan-khayalan yang hanya
menciptakan zina hati. Cintamu itu,
hanya mengantarkanmu pada harapan-harapan kosong yang akan terus membayangimu
dan mencampakkanmu. Cintamu itu,
hanya mengantarkanmu pada kehampaan. Cintamu
itu, tidak akan membawamu ke kehidupan yang lebih baik. Cintamu itu, tidak akan bisa membawamu mendapatkan cintaNya. Cintamu itu, hanya omong kosong!
Kalau cinta, itu seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib dan
Fatimah. Percayalah bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik kepada
hambaNya. Percayalah bahwa Allah adalah Yang Maha Tahu, Yang Maha Mengerti,
Yang Maha Adil. Biarkanlah Allah menunjukkan yang terbaik untukmu. Usahamu itu
bukan dengan cara ‘mengganggu’nya, tetapi dengan memperbaiki diri di hadapanNya
dan memantaskan dirimu bahwa kau layak mendapatkan seseorang yang baik pula.
Kalau cinta, itu seperti kisahnya Ali bin Abi Thalib dan
Fatimah. Kau akan bahagia ketika melihat dia
bahagia. Karena bahagiamu dan bahagianya itu sama, yaitu kebahagiaan ketika
bertemu denganNya, meraih cintaNya. Karena bahagiamu dan bahagianya itu sama,
yaitu kebahagiaan ketika kalian telah memiliki keluarga kalian masing-masing
yang insyaAllah penuh dengan rahmat dan cintaNya. Karena bahagiamu dan
bahagianya itu sama, yaitu kebahagiaan ketika ukhuwah diantara kalian bisa
terjalin dengan baik, dan akan mengantarkan kalian pada surgaNya. Wallahua’lam.
Bangil, 23 Januari 2012 08.46
Semoga kita mendapatkan cinta terindah yang akan
mengantarkan kita pada keagungan cintaNya ♥
Andika Putri Firdausy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar