Jumat, 26 Desember 2014

Belajar Merelakan

Hidup itu selalu proses belajar, bukan?

Dan belajar merelakan itu adalah hal yang luar biasa. Tidak banyak orang yang mau bersusah-susah belajar merelakan apa yang pada akhirnya harus hilang. Tetapi yakinlah bahwa akan ada sesuatu yang lebih baik dari hal yang hilang itu. Apapun itu. :)

Kamis, 11 Desember 2014

Live and Passion

Well, sebenarnya awalnya tadi saya mau buat status. Tapi setelah ditulis kok ternyata panjang banget. Yaudin deh saya buat note aja di feacebook. :p

Setelah responsi ini tadi, saya mampir ke salah satu burjo terbesar se-Asia Tenggara *halah* untuk membeli makan. Sambil menunggu pesanan, tidak lama terdengar bunyi alunan gitar yang dipadu dengan harmonika. Berhubung saya menghadap ke dalam dan lagi merhatiin TV (nggak juga sih), saya males nengok ke belakang. Tapi dari suara musiknya sih, sepertinya saya kenal. 

Pasti bapak itu, batin saya. Waktu itu tadi, pas banget saya lagi nggak bawa uang, cuma selembar dua puluh ribuan buat bayar makan, jadinya emang nggak ada yang bisa diberikan. Ya kali minta kembalian ke pengamen ._. Pas orangnya lewat, ternyata tebakan saya benar.
Bapak yang itu, pengamen jalan, juga seniman yang sesungguhnya. Beliau begitu menikmati permainannya. Saya semakin nggak enak pas ngibas-ngibasin tangan tanda nggak bisa ngasih uang, eh malah si bapak mangggut-manggut dan tetap asik memainkan musiknya. Merduu banget. Sambil terus berjalan dari satu meja ke meja yang lain. Ternyata emang beliau sengaja nggak mengambil dulu ‘saweran’ yang diberikan karena ingin memainkan musiknya dengan nikmat terlebih dahulu.

Setelah lagunya selesai, baru bapak tersebut bilang, “Terima kasih mas, mbak. John Lennon, Imagine”. 

Itu mas-mbak yang ada disitu mukanya pada wah-wah ke arah bapaknya. Keren sih emang. Well, saya sendiri sudah pernah bertemu sebelumnya dengan beliau. Itulah mengapa saya berani menyebut beliau seniman yang sesungguhnya. Berkarya, tanpa menuntut apresiasi. Maksudnya, main ya main aja gituh, semacam ‘emang gue pikirin’ sama yang lain. Dan kalau boleh tebakan, ketikapun nggak ada yang ngasih, bapaknya pasti tetep seneng-seneng aja, hehe. Tapinya sih menurut saya pasti ada yang ngasih, soalnya emang bagus mainnya.

Anyway, poin pentingnya disini adalah, bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion kita, kita tidak akan merasa capek, lelah, atau bahkan terpaksa. Bahkan kita akan merasa bahagia telah melakukannya. Setidaknya, kita tidak membutuhkan apresiasi apapun dari orang lain karena kita ikhlas. And well, yang perlu kita lakukan sekarang adalah mencari apa sebenarnya passion kita. Kalau sudah ketemu, bagus!, tinggal bagaimana kita mengeksplor dan mengembangkannya. Jika belum? Tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Lets found our passion and be great with it!

Selamat bersenang-senang!
Selamat mensyukuri setiap hal yang telah dianugerahkan kepada kita. Lets do the best, and let Allah do the rest~ 💕

Yogyakarta, 
11 Desember 2014

Berkumpul di Jannah