Jumat, 27 Juli 2018

Mencari Alasan

Ternyata, mencari-cari alasan itu, tidak selalu buruk. Tidak selalu berkonotasi negatif, seperti yang selama ini kupikirkan.

Misalnya, ketika kita mencari-cari alasan untuk tidak marah, mencari-cari alasan untuk tidak berprasangka, mencari-cari alasan untuk tidak malas dan seolah lupa. Ternyata, sangat tidak mudah, bukan? Dan, tentu saja tidak berkonotasi negatif.

Kata seorang kawan hari ini, "Tunggu, jangan buru-buru menyimpulkan. Kita harus mencari 70 alasan agar tidak berprasangka buruk."

Ah, benar juga rupanya.
Betapa awal dari berbagai bentuk kedzoliman salah satunya adalah ketidakkuasaan kita untuk mencari-cari alasan. Untuk tidak cepat-cepat marah, untuk tidak cepat-cepat suudzon, untuk tidak cepat-cepat menghakimi seseorang atau suatu hal.

Benar juga.
Kalau perlu, bukan 70, tapi seribu. Atau sejuta? Ah, baiknya memang tidak terbatas.

Bukankah kelapangan hati kita seharusnya seluas samudera? Agar menjadikan diri jauh dari berbagai keburukan, yang justru pada puncaknya akan mencelakakan diri sendiri.

Baiklah, hari ini belajar satu hal lagi. Tak selamanya yang terlihat buruk itu tidak baik. Ya "mencari alasan" ini misalnya. Tinggal bagaimana kita melihat dengan kacamata apa. Itu saja.

Jumat, 20 Juli 2018

Kehilangan

Kenapa manusia baru merasa sesuatu itu berharga ketika kehilangan?

Mungkin, karena selama ini ia tidak peka. Menganggap apa yang dia dapatkan adalah sesuatu hal yang "wajar". Padahal, tentu ia tidak akan mendapatkannya jika Allah tak memberikannya.

Mungkin juga, karena selama ini ia kurang bersyukur. Selalu merasa kurang dengan apa yang dimiliki. Padahal, tidak semua orang mendapatkan kesempatan itu. Hingga, ia baru menyadari bahwa sesuatu itu berharga ketika harus melepaskannya.

Atau, selama ini kehidupan tak dijalaninya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Seakan hidup hanyalah sebuah "rutinitas" yang tidak berarti. Padahal, dalam menjalani hari-hari seorang mukmin tentu harus bersungguh-sungguh. Meniatkan diri dan segala yang terjadi untuk Allah. Maka, tidak akan ada yang sia-sia dalam hidupnya.

Begitulah tabiat manusia.
Sering tersadar, sering juga terlupa.
Semoga, lebih banyak ingatnya.
Semoga, akhirnya adalah puncak keimanannya.

Jumat.
Jangan lupa Al Kahfi, ya! (:

Minggu, 15 Juli 2018

Sibling(s)

Someone who knows you well, sometimes more than your ownself. Someone who gives you much attention, but dont want you to know. Someone who treats you, although its the last coin. Someone who randomly getting mad to you, but contains love inside. 🍁

Kata orang, kita kembar. Saking miripnya, cuma beda dua tahun. Dari prinsip dan kesukaan juga nggak beda jauh, tapi bukan karakter, haha. Kalau nggak dibilang kembar, kadang orang bilang kamu kakaknya. Sepertinya karena kedewasaanmu, dan kebocahanku, haha. But yes, sometimes aku merasa lebih bocah darimu, heu.

Dek, I'm not the best sister, but I tried to be, and I will always be. Pesen Ayah sama Ibuk sebelum pergi, katanya, "nitip adek." I hope I can do it well..

Kata ayah lagi, "mbak yang dewasa, ya,". I know sometimes I am more childish than you. I hope I can play this role better.

Meski dunia masa kecil kita penuh "ketidakharmonisan", yang sering kuungkit2 karena aku lebih sering kalah haha, but I will always be thankful cause Allah gives me you. Yes, you.

Maybe this world is not as small as your hand which you can control. But you have Allah which is "Bigger" than everything you can imagine. All the things in this life is not ours, but we can ask Him to make it easier. Calm, life is only life. We "only" have a task to be better one, not a perfect one. Keep going, girl! 💅

Keep shining my little-with-the-big-heart star 💫

Sorry for being annoying and 'gengsian' Mbak. Maybe I will always be like that, but it will never decrease my love and pray to you 💕

Gumarang, 15 July 2018
Unperfect sister.

Senin, 02 Juli 2018

Idol

Pernah dak sih, kita secara sengaja atau tidak, tiba-tiba mengikuti suatu tren, atau gaya bicara, atau pembawaan, atau hal lain yang mengikuti suatu tokoh?

Kalau iya, berarti secara tidak langsung, kita sudah terpapar 'virus' tokoh tsb. Entah secara pengakuan kita mengidolakan atau tidak, tapi alam bawah sadar kita sudah otomatis mengikuti jalur hidupnya.

Sayangnya, di zaman sekarang ini, emang nggak mudah cari contoh yang baik.. Tapi, ada. Dan akan selalu ada kalau kita mau mencari.

Jangan sampai kita terlena dengan "tren-tren" unfaedah atau malah berdampak negatif. Naudzubillah. Udah mah nggak dapet manfaat, malah merugikan. Hiii sereeem~

Kadang, serem sendiri liat zaman sekarang. Cem mana besok zaman anak-anak kita, kan? Betapa tidak mudahnya. Tapi sekali lagi, bisa. Kalau kita tau caranya.

Naah, itu. Kek mana lagi caranya? Itu yang harus dicari tahu.

Harus mau terus-terusan belajar. Dari sumber yang benar. Harus mau terus-terusan memperbaiki diri kita, juga dari sosok-sosok yang mencerahkan. Dalam hal ini, penting sekali mencari sosok "idol" yang benar. Rasulullah misalnya?

Emang nggak mudah, dan nggak akan mudah. Tapi, bisa. Kalau kita mau belajar.

Life is never ending learning, tho?

Berkumpul di Jannah