Bismillah.
Pagi ini, biasa saja, seperti pagi-pagi kemarin, sebenarnya. Hanya saja, saya merasa ada beban yang bertambah di pundak saya. Saya menghadap ke arah cermin sembari bertanya, "Apa yang sudah saya lakukan selama 20 tahun ini?"
Kemudian memori berputar. Waktu dimana saya masih menjadi anak kecil yang manis, juga bandel. Kenangan pertama yang masih saya ingat adalah, ketika saya, uti, dan akung Jabung, bersama. Saat itu usia saya sekitar tiga tahun, memakai baju merah, dan topi dengan kepangan rambutnya di belakang. Kami berfoto di sebuah sekolah dasar tempat Akung mengajar. Ya Allah, Akung, Uti, Putri kangen.. Semoga Allah surga-kan Akung, dan bertemu dengan Putri dan Uti, kelak. Terima kasih atas kasih sayang Akung dan Uti pada cucu pertama ini. :")
Lalu teringat ketika saya berumur sekitar 4-5 tahun, saat sekolah taman kanak-kanak. Kedua orangtua saya memiliki pekerjaan, sehingga pada waktu kecil saya tidak pernah ditunggu ketika sekolah, mengantarpun jarang kalau sedang masuk pagi. Biasanya saya bersama budhe, orang yang momong kami, saya dan adik sejak kecil. Waktu itu ayah libur bekerja (atau mungkin masuk siang, saya lupa) sehingga bisa mengantar saya ke sekolah. Seperti biasa, sebelum masuk kelas kami berbaris. Sembari berbaris saya terus memperhatikan ayah, mungkin karena saya merasa ini momen yang sangat jarang. Perlahan, kemudian ayah beranjak pergi, dan saya mulai menangis. Saya menangis dengan kencang karena tidak mau ditinggal ayah pergi. Kemudian saya dibujuk, tapi saya tetap menangis. Hingga entah bagaimana akhirnya, saya berhasil masuk ruang kelas. Ayah, Mbak sayang Ayah, Mbak sayang Allah karena Allah. Ayah, mbak kangen..
Lalu ibu. Entah saya harus menceritakan bagian yang mana. Ibu Ibuk, mbak kangen, maaf......
ps. maaf tulisan harus menggantung dan saya akhiri, saya tidak kuat kagi menulis. semoga Allah kuatkan pundak saya, semoga Allah istiqomahkan langkah saya.
Yogyakarta, 5 Apri 2014 05:28
Seperti air yang membawa kesegaran, seperti angin yang membawa kesejukan, dan seperti api yang membawa kehangatan.
Sabtu, 05 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Tulisan berikut sedikit melompat dari tulisan yang sebelumnya. Saya akan membahas bagaimana kami bisa survive untuk sholat di Jepang dengan ...
-
Angin segar bertiup riang Menembus embun pagi yang malu-malu Daun-daun yang berguguran Ditemani percikan air hujan yang lembut Indah ...
-
Aku ingin bercerita tentang kita. Iya, kamu, dan aku tentu saja. Aku ingin orang lain tahu, bahwa aku dan kamu telah menjadi kita. Ba...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar