Rabu, 02 April 2014

#9 : Kansai, We're Coming! (Part 2)

...Continued...

Tengah malam mulai menyapa dan bandara sudah hampir tutup. Sedangkan kami dengan santainya berjalan. Haha, berasa artis yang sedang ditunggu penggemar, tapi bedanya ini ditunggu petugas imigrasi, greget! Karena kami membawa sejumlah barang yang butuh diperiksa, akhirnya kami berbelok terlebih dahulu. Yap, barang-barang hasil panen seperti sayur, beras, dan lain-lain harus diperiksa terlebih dahulu oleh petugas, karena di Jepang mereka sangat menghargai hasil panen petani.

Setelah diperiksa, kami bergegas ke tempat pemeriksaan selanjutnya: pemeriksaan dokumen. Satu per satu kami menghadap petugas. Pertanyaan yang diajukan seperti: berapa lama akan tinggal di Jepang, untuk keperluan apa, dan sebagainya. Petugas yang ada tinggal tiga karena sudah jam pulang, sehingga kami mengantri. Kerja mereka sungguh sangat efisien, cepat, namun tetap ramah. Jempol empat!

Setelah selesai, kami berlima melangkah keluar dengan tiga troli penuh barang-barang. Dan, yey, Welcome to Kansai!



Kemudian kami berkeliling, mencari tempat yang nyaman sebelum perjalanan panjang selanjutnya. Bandara yang sudah senyap membuat kami bebas memilih tempat. Akhirnya bagian paling utara bandara menjadi pilihan kami, lalu menggelar lapak. Benar-benar seperti milik sendiri. Sementara menata barang dan membersihkan diri, kami berkeliling sejenak. Karena jumlah kami ada lima, maka jadwal jalan-jalannya juga dibagi menjadi dua kloter: tiga orang dan dua orang.

Pagi menjelang. Karena udara cukup dingin dan memang sudah waktunya makan, akhirnya kami mengeluarkan seperangkat alat masak. As you know, selain kami membawa beras 5kg, masing-masing kami membawa 5 bungkus mi instan dan 5 bungkus mi instan cup. Kami juga membawa dua buah heater, dua kotak sosis, abon plastik per orang, dan entah apa lagi. Saya sendiri juga membawa lima batang coklat! Cukup menguras kantong siih, tapi lumayan untuk jaga-jaga ketika hawa dingin menyerang. Stok yang cukup lumayan menghemat biaya kami sebagai pelancong mahasiswa. Entah dapat disebut backpacker atau tidak, tapi kami menikmatinya.

Makanan pertama adalah popmie. Kami mengambil air dari drinking water yang ada di bandara. Bentuknya dari kran air, tapi bisa langsung diminum, mungkin semacam pureit disini. Kemudian berbekal colokan tranferan yang bisa digunakan untuk berbagai model colokan, kami memasak air dengan dua heater sekaligus. Dan alhamdulillah, breakfast is served! Dan kami harus cepat-cepat menghabiskannya. Jika tidak, maka hawa dingin akan merenggut kehangatan minya, mhihihi.



Banyak hal yang bisa kami lakukan. Jalan-jalan di dalam bandara, muter-muter bandara (mulai rame setelah pukul tujuh lewat), online dan memberik kabar ke rumah (termasuk ngecek tugas XD), dan memperhatikan orang-orang yang lewat. Wajahnya mirip-mirip. Putih, sipit, pipi merah, dan mengenakan sweater bulu (sebagian mengenakan jas), khas musim dingin. Rata-rata berjalan dengan cepat dan tidak sempat memperhatikan yang lain. Ada yang baru keluar dari gate kedatangan, ada yang hendak menitipkan barang, ada pula yang sedang menunggu bus.

Pada suatu waktu kami (saya) didatangi oleh petugas bandara, seorang laki-laki sekitar 35 tahun. Rapih, tetapi tidak mengenakan jas. Awalnya saya ditanya menggunakan bahasa Jepang. As you guess, saya hanya senyum-senyum ra cetha. Setelah mengganti bahasa menjadi bahasa Inggris, akhirnya kami berkomunikasi. Saya diminta menunjukkan passport dan ditanya mengenai beberapa hal. Seperti dari mana asalnya, mau ngapain, berapa lama, dimana tinggalnya, dan lain-lain. And you know what, si bapak ternyata bisa Bahasa Indonesia dan mengajak saya berbicara dengan Bahasa Indonesia. :3

Trash


Setelah mulai bosan, kami berjalan-jalan. Saya, ima, dan azza berjalan-jalan terlebih dahulu. Awalnya sih saya mengajak duluan gara-gara pas sholat Shubuh saya ditinggal mereka berdua foto-foto di atas karena saya sudah sholat duluan di bawah, terus isna sama pipit juga udah dari muter-muter nyari tuker yen, dan saya, masih disitu-situ aje. And yes, saya tidak mau ketinggalan foto lagi, nyehehe. And Japan is coming!!!



Shadow

Akhirnya saya menghirup udara Jepang!
Kami bertiga keluar sekitar pukul sembilan lewat waktu setempat. Setiap kloter mendapatkan jatah sekitar satu-satu setengah jam dengan mempertimbangkan penerbangan kami selanjutnya menuju Fukuoka. Sebelum sampai di Kumamoto tempat kami akan menghadiri conference, dari Kansai kami menuju Fukuoka dengan Jetstar pukul 14.45, kemudian naik bus kota ke Kumamoto Kotsusenta, kemudian baru ke tempat menginap kami: Kumamoto Islamic Center.

Kembali ke Kansai, akhirnya kami bertiga keluar dari bandara melewati pintu G, saya masih ingat. Pada langkah pertama, terpaan angin musinm dingin daerah subtropis langsung terasa. Whuuussssshhh, mungkin begitu bunyinya. Halus tapi dinginnya membuat semriwing. Allahuakbar, saya benar-benar di Jepang. Saya merasa sangat bersyukur. Merasakan udara segar Jepang, merasakan musim dingin, dan merasakan matahari diantaranya keduanya. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Keadaan di luar bandara Kansai

Lalu kami bertiga menyusuri jalan di sekitar bandara sembari sesekali mengabadikan momen itu. Ah, akhirnya sampai disini juga. Terbayar sudah rasanya semua lelah dan perjuangan. Hal besar didapat dengan perjuangan yang besar. Alhamdulillah, man jadda wajada. Kami tak henti bersyukur sepanjang jalan, meski dengan sesekali merasakan bulu kuduk berdiri kedinginan. Perlu penyesuaian, memang. Tapi kami sangat menikmatinya, dan mensyukurinya.

Kami terus berjalan, sambil sesekali iseng mencari mungkin ada sampah yang berserakan, hehe. And yeah, we found it! Sebuah botol kaleng di bawah jembatan penyeberangan. Haha, ternyata memang tidak ada yang ideal :p Tapi kami tetap salut karena sampah berserakan yang kami lihat hanya satu, tidak sebanding dengan jutaan warga Jepang lainnya yang menjaga kebersihan, anggap saja khilaf XD

Kemudian kami berjalan ke arah timur. Terdapat deretan bus dan hiruk-pikuk penumpang, tetapi tetap rapi. Ternyata daerah tersebut adalah daerah pemberhentian bus, semacam bus angkutan bandara (DAMRI di Soetta). Semua berjajar rapi dan terstruktur. Terdapat petugas yang mengabsen penumpang, dan membantu penumpang meletakkan barang di bagasi.

Airport Limousine, Kansai Airport, Japan

Kemudian kami berjalan lagi. Kami mecoba menyusuri semua jalan di sekitar bandara. Kemudian kami melihat sebuah pohon besar yang begitu cantik. Musim gugur membuat dedaunan di pohon itu menjadi merah, semu merah, hingga kuning. Indah sekali. Apalagi matahari pagi sesekali mengintip kepada kami, menambah kilau dedaunan tersebut. Tidak lupa kami mengabadikan momen itu. XD

Kemudian kami berjalan lagi ke arah tenggara. Kami berjalan di atas trotoar. Jalanan yang kami lewati speerti jalan tol disini, juga jalan layang. Di ujung jalan sebelum persimpangan, kami melihat sebuah gedung yang cukup besar. Setelah didekati, ternyata itu semacam kantor polisi. Terdapat poster-poster buronan di depannya. Bentuk posternya juga mirip dengan di Indonesia.

Buronan!!! WANTED!

Sampai di persimpangan, kami sudah tidak bisa kemana-mana lagi. Jalan berubah menjadi jalan-jalan besar seperti jalan arteri. Memang tetap terdapat jalur untuk pejalan kaki dan pesepeda, tetapi itu terlalu jauh, sedangkan jam juga sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat sehingga kami harus segera kembali ke bandara. Sembari berjalan pulang (ke bandara), kami terus mengambil beberapa gambar. This kinda unforgatable moment, first experience going abroad, jadi tidak boleh dilewatkan. Lets rock Japan! ^^

Selesai ditulis, 2 April 2014 
#latepost :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkumpul di Jannah