Estimasi Penempatan Sumber
Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut di Kawasan Pantai Karst Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Ima Rahmawati1, Andika Putri Firdausy2,
Azzadiva Ravi Sawungrana3
1,2,3 Universitas Gadjah Mada
Abstrak: Energi fosil merupakan sumber energi utama di
Indonesia, tetapi energi ini justru membawa dampak buruk berupa peningkatan
konsentrasi CO2 di atmosfer yang mempercepat laju perubahan iklim
dunia. Menurut data WDI dan GDF tahun 2013 perbandingan penggunaan energi fosil
dan energi bersih di Indonesia sebesar 65,5:8,5 dengan emisi karbon 389,43 juta
kubik ton pada 2010. Indonesia yang terkenal dengan Negara kepulauan, dimana
laut Indonesia memiliki berbagai potensi salah satunya potensi gelombang laut
yang dapat menghasilkan energi listrik. Gelombang laut yang tergolong eco-energy diperkirakan dapat
menghasilkan energi sekitar 20-70 kWh/meter, dengan garis pantai sekitar 81.290
km (Peneliti Puslitbang PLN, 2011). Pantai Selatan Jawa merupakan salah satu
kawasan potensial sebagai lokasi penempatan sumber energi yang memanfaatkan
gelombang laut, terutama di Kabupaten Gunungkidul yang karakteristik wilayah
didominasi oleh batuan gamping/karst. Pasalnya lokasi ini memiliki kemiringan
dasar laut yang cukup curam sehingga besar kemungkinan untuk menghasilkan
gelombang laut yang sesuai. Penelitian ini bertujuan menentukan kesesuaian
kawasan untuk penempatan sumber energi listrik dari tenaga gelombang laut
(PLTGL Onshore) menggunakan SIG dan
Citra Landsat ETM+ komposit 457. Citra Satelit Landsat ETM+ komposit 457 dengan
resolusi spasial 30 meter digunakan untuk mengetahui morfologi pantai. Peta
Geologi digunakan untuk mengetahui formasi batuan penyusunnya. Peta RBI
digunakan untuk mengetahui data lereng pantai yang digunakan dalam
mengidentifikasi tipe gelombang. Interpolasi data angin di setiap titik
pengukuran memberikan informasi tentang kecepatan angin dan arah angin. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesesuaian lahan secara
spasial dan metode pembobotan. Tingkat kesesuaian lahan terbagai menjadi sesuai
(S1), sesuai bersyarat (S2), dan tidak sesuai (N). Metode pembobotan menggunakan
parameter morfologi pantai, kedalaman air laut, kemiringan pantai, tipe
gelombang, kecepatan angin dan arah angin sebagai penilaian awal dan dasar
dalam mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk penempatan PLTGL Onshore di Kabupaten Gunungkidul.
Kata Kunci : Gelombang
Laut, Eco-energy, PLTGL Onshore
Tidak ada komentar:
Posting Komentar