Senin, 06 Mei 2013

Al-Qur'an=Pedoman Hidup Kami

Bismlillahirrohmanirrohiim.
Tulisan ini saya buat atas keresahan saya, kata anak jaman sekarang bisa disebut galau. Kalaupun beberapa orang mengatakan bahwa 'Anak muda kok galau', saya akan menjawab: 'Galau itu boleh-boleh saja, asal yang digalaukan jelas, dan solusinya pun juga ada'. Seperti yang satu ini misalnya.




Akhir-akhir ini saya merasa malu, luar bisa malu kepada Dia. Entah mengapa lecutan semangat beribadah beberapa hari ini serasa menurun. Bingung harus bagaimana. Galau. Ah..
Akhirnya pada hari jumat kemarin, seperti biasa, #azelea_jmg mengadakan sebuah acara. Kali ini bukan kantin (kajian rutin) dwimingguan seperti biasanya, akan tetapi launching MMQ (Muslimah Menghafal Qur'an). Kegiatan akhir-akhir ini yang semakin padat merayap, membuat saya datang agak terlambat dari yang dijadwalkan. Jam 11.20 saya baru bergerak menuju ruangan yang seharusnya jam 11.15 acara sudah dimulai.














Setibanya di ruangan, ternyata masih sepi. Mbak-mbak yang 'mempunyai' kegiatan ini masih ada kuliah di KH, dan sedang dalam perjalanan. Ruangan yang akan digunakan juga masih berisi beberapa mahasiswa yang asyik berbincang. Akhirnya saya masuk, mencari duduk yang nyaman, dan mulai menyalakan laptop, berharap bisa menyicil tugas yang seabrek itu.

Saya mulai tenggelam dalam layar berukuran 14 inch ini ketika pintu terbuka. Nampak dua manusia mungil yang memasuki ruangan dengan salah seorang mbak 2010. Dalam hati saya bertanya, 'Wah, imut banget ni bocah. Eh tapi mau ngapain ya?' Saya memang tidak terlalu tahu konsep acara pada kali ini, setahu saya hanya launching dari MMQ, that's all.

Acara dimulai, mbak Dini sebagai moderator membacakan agenda yang akan kita lakukan. Saya sendiri masih lumayan asyik dengan laptop saya. Dan tahukah, ternyata dua bocah mungil tadi ternyata tamu dari acara ini. Siapakah mereka? Fathonah dan Nadya, mereka adalah calon-calon hafidzah mungil yang luar biasa, masyaAllah.

Ketenangan saya di depan laptop mulai terusik dengan kedua bocah tersebut. Seperti magnet, mereka menyedot perhatian seisi ruangan. Mereka berdua maju, sebuah mushaf telah terdekap dengan erat di tangan masing-masing. Kemudian mereka duduk, dan membaca surah Ar-Rahman (1-40). Suasana hening mendengarkan lantunan ayat suci yang keluar dari mulut seorang anak kelas empat SD. Hati saya mulai ngilu. Malu rasanya. Tapi air mata tak punya malu kali ini. Mengalir diantara berjuta dosa yang telah terlaku. Entah kepada siapa harus mengadu. Diri ini telah terlanjur malu pada Dzat Yang Maha Tahu. Malu, sungguh.

Fathonah, seorang siswi kelas empat SD. Begitu merdunya melantunkan ayat-ayatNya. Dan dia, telah hafal 4 juz beserta surat-surat pilihan (Ar-Rahman, Al-Waqi'ah, Al-Mulk, dan Yasiin) di usianya yang masih sangat belia. Asalnya dari Jawa Tengah. Baru setahun lebih tinggal di Jogja dan menetap di Rumah Tahfidzku. Katanya, dia mengulang lagi hafalannya. Mengulang saja sudah 4 juz, apalagi tidak?

Satu lagi bernama Nadya. Sama, dia juga seorang siswi kelas empat SD. Mungkin hafalannya belum sebanyak Fathonah, tapi tetap saja dia hebat. Ketika saya tanya hafalannya sampai mana, dengan lugu dia menjawab 'Al-Fajr'. Ah, bahkan sewaktu saya SMA surat itu hanya saya hafalkan ketika akan ujian. Setelah hafal dan tidak diamalkan, surat itu bertebangan entah kemana dari kepala saya. Nadya membacakan terjemahan dari Surah Ar-Rahman ayat 1-40 yang telah dibacakan oleh Fathonah. Kau tahu, bahkan untuk membaca artinya saja dia terbata-bata, tetapi dia mampu menghafalkan ayat-ayat itu.

Lalu bagaimana dengan saya?
Yang jangankan menghafal berjuz-juz seperti itu, membawa Al-Qur'an saja masih sering lupa. Ah, Allah, betapa hinanya diri ini. Betapa rendahnya...
Semoga Allah senantiasa menjaga keistiqomahan dari orang-orang yang bertawakal dan senantiasa berdoa.


( One Day One Ayat ) <-- Betapa Allah Maha Adil :)




5 komentar:

Berkumpul di Jannah