Foto bersama teman-teman UNICEF sewaktu pernikahan ibunda tercinta, bu Puspita dengan suaminya ^^ | So nice memory! |
Seperti air yang membawa kesegaran, seperti angin yang membawa kesejukan, dan seperti api yang membawa kehangatan.
Senin, 31 Desember 2012
Story about friend (ship)
Sometimes I just dunno why, I just missing you as a part of my life, friends...
Kamis, 27 Desember 2012
Jumat, 21 Desember 2012
Senin, 10 Desember 2012
Mengeluh, dan Bersyukur.
Sedikit berbagi
tentang mengeluh dan bersyukur.
Lucu,
kalau ‘jam’ segini masih ada yang menyesali pilihannya. Bukannya apa, aku
sendiripun pada awalnya juga merasa kaget kenapa aku bisa berada disini
mengingat basicku yang kupikir sama sekali tidak ada kaitannya dengan semua
ini. Tetapi saat ini aku sedang berusaha untuk terus menyesuaikan diriku dengan
segala seluk-beluk kehidupan mahasiswa, terutama di Geografi. Meski terkadang
aku merasa kesulitan, kurasa itu cukup wajar bagi para pemula dan tentu saja aku
harus sadar bahwa aku harus terus memperbaikinya meski terkadang lelah melanda
juga.
Kembali ke masalah yang tadi, terkadang aku
merasa sangat jengkel mendengar seseorang yang mengeluhkan tugas , laporan dan lain-lain
seakan tugas mereka itu lebih berat daripada ujian para Nabi. Mengeluh disana-sini,
mengumpat ini dan itu, semua dijadikan satu. Haruskah menjalani kehidupan
dengan seperti itu? Pernah, aku mendengar seseorang mengeluhkan tugasnya lalu berkata:
‘Ini semua gara-gara ibuku, aku disuruh masuk kesini!’, ‘Iya, aku juga
dipilihkan kakakku!’. Haruskah dengan menyalahkan orang lain? Bukankah kita
sendiri yang seharusnya bisa menentukan dan menjalani pilihan kita? Allah pasti
memberi yang terbaik kok.
‘Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?’ Q.S. Ar-Rahman 55.
Mungkin aku juga pernah mengeluh, karena aku
juga manusia biasa. Tetapi mari berkaca, layakkah kita yang hidup di zaman yang
serba canggih ini masih mengeluh hanya karena persoalan sepele yang tidak ada
apa-apanya? Padahal diluar sana, masih sangat banyak yang ingin mendapatkan
‘nikmat’ semacam ini akan tetapi belum mendapat kesempatan. Terkadang aku malu.
Malu pada diriku sendiri, dan tentu saja pada Tuhanku. Aku malu kenapa sampai
saat ini aku masih sering mengeluhkan sesuatu. Padahal sesungguhnya Allah tidak
membebani sesuatu melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqarah:
286).
Ah, semoga kisah itu semakin menyadarkanku,
menjadikanku yang lebih baik lagi, aamiin.
Q.S.
Al-Insyirah 5: ‘Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.’
“Dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
-Semoga
manfaat :)
Yogyakarta,
1
Desember 2012
07:03
Kamis, 06 Desember 2012
Lebih baik diam, dan sabar :)
Bismillahirrohmanirrohiim. Maha Suci Allah yang tidak pernah
menguji hambanya melebihi kemampuan hambaNya. Entah mengapa hari ini rasanya
rasa sayangnya Allah ke aku lebih terasa dari biasanya :') Memang, manusia itu
makhluk yang labil. Sekarang berkata iya, besok berkata tidak. Baru berjanji
sesuatu, sedetik kemudian sudah lupa. Seperti kata pepatah jawa: ‘Isuk dhele, sore tempe’. Itulah manusia.
Semudah membalik telapak tangan untuk berkata-kata. Tidak peduli baik atau
buruk. Penting atau tidak. Menyenangkan atau justru menyakitkan. Hari ini aku
merasa kesabaranku benar-benar diuji. Mungkin tingkatannya tidak sesulit yang
tertulis, tapi aku hanyalah manusia biasa, yang bisa sakit hati juga mendengar
perkataan seseorang. Aku sadar, aku sendiri juga sering berbicara tanpa
berpikir apa akibat dari perkataan yang telah aku ucapkan. Aku sadar, terkadang
yang menurut kita baik, bisa jadi buruk dimata orang lain. Yang menurut kita
'guyonan' bisa jadi serius dimata orang lain. Dan aku sadar, untuk tidak
menyakiti orang lain, aku harus menjaga lisanku.
Hari ini aku belajar banyak. Belajar tentang kesabaran, belajar
tentang arti perkataan. Memang benar, 'Berbicaralah yang baik atau diam', dan memang
itu yang seharusnya kita lakukan. Bukankah lebih indah ketika kita bisa memberi
manfaat dari hal-hal yang kita ucapkan daripada sekedar membuang-buang waktu
dan tenaga untu berbicara hal yang tidak penting? Hidup terlalu indah untuk
disia-siakan dengan hal yang tidak bermanfaat. Dan hidup terlalu indah untuk
merasa sakit hati hanya karena perkataan orang lain. Hahaha :D 'Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu'. Semoga kita bisa
menjadi yang lebih baik lagi dalam menjalani hidup ini. Barakallahulakum. ^^
Yogyakarta,
5 Desember 2012
13:02
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Tulisan berikut sedikit melompat dari tulisan yang sebelumnya. Saya akan membahas bagaimana kami bisa survive untuk sholat di Jepang dengan ...
-
Angin segar bertiup riang Menembus embun pagi yang malu-malu Daun-daun yang berguguran Ditemani percikan air hujan yang lembut Indah ...
-
Aku ingin bercerita tentang kita. Iya, kamu, dan aku tentu saja. Aku ingin orang lain tahu, bahwa aku dan kamu telah menjadi kita. Ba...