Katanya, yang mengukur siap atau tidak itu, sebenarnya bukan diri kita sendiri, tetapi orang lain. Bahkan, bukan juga keduanya, melainkan Allah.
Ada, yang merasa siap, tapi tak berhenti meratap ketika yang ditunggu tak kunjung tiba. Ternyata, Allah rasa, dia belum cukup siap.
Ada, yang merasa belum siap, tapi tetiba ada yang datang menjemputnya dari persembunyian. Ternyata, Allah rasa, dia sudah pantas dikategorikan siap.
Lalu, apa parameternya?
Katanya, ia akan tiba ketika seseorang berada pada puncak ketaqwaan. Ketika tak ada lagi yang menjadi puncak harapan selain Allah, tak ada tujuan selain Allah, tak ada penghambaan selain kepada Allah.
Bukankah, yang lebih pasti adalah menemuiNya?
Semoga dalam keadaan terbaik, di puncak keimanan dan ketaqwaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar