Senin, 05 Oktober 2015

Bukan Wanita Biasa

Tugas Resensi Buku



Judul Buku   : Bukan Wanita Biasa
Pengarang    : Hadi Dust Muhammadi
Penerjemah   : Ibn Alwi Bafaqih
Penerbit     : Cahaya
Tahun        : 2005

Malang, Maret 2015

Seperti tersurat dari judulnya, buku ini menceritakan tentang pandangan terhadap seorang wanita. Penulis menyampaikan bahwa wanita adalah makhluk Allah yang istimewa, suatu hal yang sangat kontradiksi dengan pandangan bangsa-bangsa (selain muslim) yang menganggap wanita sebagai beban, bahkan maaf, hewan, atau juga makhluk yang hina dan rendah. Sejarah mencatat bahwa pada zaman primitif dimana sebagian orang menutup mata dari cahaya Islam, wanita diperlakukan sebagai budak dan diperdagangkan dengan mudah. Misalnya orang-orang Yunani, Athena, India, dan Cina. Mereka sama sekali tidak menghargai wanita selayaknya pria. Bahkan kelahiran seorang bayi perempuan dianggap hal yang memalukan sehingga tidak heran jika banyak bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup pada zaman tersebut. Hal ini hanyalah salah satu contoh perbuatan buruk yang dilakukan terhadap wanita pada zaman dahulu.
Islam memiliki pandangan yang berbeda. Wanita, sama dengan pria, merupakan makhluk Allah yang diciptakan sempurna. Setiap wanita dan pria memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang saling menyempurnakan. Pria tidak lebih unggul dibandingkan wanita, dan wanita juga tidak lebih unggul dibandingkan pria, kecuali dalam hal ketaatannya masing-masing. Baik wanita maupun pria takkan bernilai, kecuali bila keduanya saling bergabung dan melengkapi. Selain itu, kesamaan derajat antara wanita dan pria di hadapan Allah juga dijelaskan dalam salah satu ayat di Al-Qur’an, ‘...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantar kalian’, QS Al-Hujurat: 13.
Islam sangat menghargai kebebasan hidup seorang wanita yang sesuai kodratnya, tidak seperti bangsa-bangsa seperti Yunani, Romawi, dan bangsa lain di dunia. ‘Kebebasan wanita adalah dampak dari revolusi industri’. Pada bangsa-bangsa ini, wanita tidak memiliki hak atas apapun, termaksud terhadap diri dan hartanya. Sebaliknya, Islam sejak awal munculnya telah menetapkan bahwa ‘Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan’, QS An-Nisa’: 32. ‘Islam menunjukkan kepada pria, wanita, dan anak-anak serta masyarakat insani, jalan menuju kebahagiaan dengan tidak meremehkan berbagai ketentuan dan hukum alam, situasi, dan kondisi yang telah ditetapkan dengan kekuasaan Sang Maha Pengatur ciptaan’ (Nizham Huquqi Zar dar Islam: 232).
Seluruh makhluk masing-masing berjalan menuju puncak tujuan dan kesempurnaannya. Tujuan akhir kita adalah Allah ‘Azza wa Jalla. Cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan beribadah secara murni, patuh dan taat kepadaNya, serta menafikkan berbagai kekuatan dan kekuasaan mutlak selainNya. Berkaitan dengan hal ini, Islam memandang wanita dan pria memiliki kedudukan yang sama, sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-Ahzab: 35, ‘Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar’.
Maret 2015 - *jangantanyaitusiapa* >.<
Beberapa sisi dari wanita dan pria tidak menimbulkan perbedaan, terutama kedudukannya sebagai hamba di mata Allah. Akan tetapi, wanita dan pria tentu memiliki perbedaan sebagai individu, misalnya pada jasmani, perasaan, dan tanggung jawabnya dalam sebuah keluarga. Perbedaan-perbedaan itu diciptakan dengan indah dan menjadi faktor penggerak kehidupan. Salah satu hal yang penting untuk dibahas adalah mengenai pernikahan. Masalah pernikahan dalam agama Islam dan pandangan islami merupakan suatu perkara yang suci dan amat ditekankan, karena pada dasarnya wanita dan pria diciptakan untuk saling melengkapi. QS Ar-Rum: 21, ‘Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir’. QS Al-Fath: 29, ‘...Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka’. Rasa kasih sayang merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim, seperti yang jugatelah dicontohkan oleh Rasulullah.
‘Setiap manusia, diantaranya seorang wanita yang sempurna, adalah dengan taat dan patuh di hadapan Kesempurnaan Mutlak, dengan melakukan rukuk dan sujud’. Nilai seorang wanita – muslim – ditentukan dari ketaatan dan ketaqwaannya kepada Allah. Hal ini bisa tercermin dari kehidupannya sehari-hari, apakah selalu melibatkan Allah dalam setiap hal yang ia lakukan.  Manusia mampu meraih peringkat tertinggi kesempurnaan dan menjadi kekasih Allah. Seperti bagaimana Maryam as mampu mencapainya hingga tercantum pada QS ‘Ali ‘Imron: 43, ‘Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang (sujud dan) rukuk’, bahwa salah satu bentuk penghambaan kita kepada Allah adalah dengan menyembahNya, rukuk dan sujud menghadapNya, dan mencari jawaban dan petunjuk dariNya.
Berdasarkan beberapa pembahasan tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai seorang wanita muslim diantaranya sebagai berikut. (1) Kesucian diri. Salah satu sifat terbaik bagi manusia adalah menjaga dan memelihara kesucian diri, dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi wanita. (2) Keimanan. Keimanan merupakan asas dan landasan utama bagi  kehidupan kemanusiaan. Kehidupan tanpa iman adalah sama dengan kesia-siaan dan kematian. Pribadi wanita dengan keimanan yang baik akan menjadi sumber keindahan dan kebahagiaan sebuah keluarga. (3) Ibadah dan ketaatan kepada Allah. Keimanan yang benar-benar berlandaskan ma’rifah adalah keimanan yang dibuktikan dengan amal dan ketaatan. Iman itu adanya bukan hanya di hati, tetapi juga tercermin dari lisan dan perbuatan. (4) Bangga menjadi seorang ibu. Tidak ada tugas dan peran penting seorang wanita yang melebihi menjadi seorang ibu. (5) Keteguhan dan kesabaran. Hanya dan cukuplah kepada Allah kita berserah diri.
Terdapat dua ayat di dalam Al-Qur’an yang dapat menjadi acuan untuk menjadi wanita yang unordinary. Seperti dalam QS An-Nisa’: 34 yang menyebutkan bahwa, ‘...Wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka)..’. Begitu juga seperti yang terdapat pada QS An-Nur: 31, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelhara kemaluannya  dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka. Dan dari semua itu dapat disimpulkan bahwa wanita mulia dan terhormat itu akan memiliki beberapa kriteria, yaitu yang beriman (mu’minat), yang taat (qanitat), yang bertaubat (ta’ibat), dan yang ahli ibadah (‘abidat), QS AT-Tahrim: 5. Semoga kita termasuk di dalamnya, aamiin.
Pada awal melihat buku ini, satu-satunya yang terlintas adalah: kurang menarik. Display buku tidak memiliki keunikan tertentu sehingga tidak menimbulkan ketertarikan yang kuat untuk membaca. Akan tetapi, setelah selesai membaca buku secara keseluruhan, buku ini memiliki makna yang dalam. Peran dan hakikat wanita dibahas dengan cukup runut dan baik. Meski dengan bahasa yang terkadang sedikit berlebihan dan bahasan yang seringkali berulang, buku ini menjelaskan dengan kalimat yang lugas sehingga makna yang ingin disampaikan dapat tersalur dengan baik. Buku ini dapat menjadi rujukan bagi muslimah yang masih meragukan dan ingin menemukan bahwa sesungguhnya wanita itu istimewa. Buku ini dilengkapi dengan beberapa kisah yang sarat makna. Semoga buku dan resensi ini memberikan manfaat.

Wallahua’lam bis showab. 
Dermaga Camar Bulan, Agustus 2015


-Andika Putri Firdausy-
#PutriPejuang #ntms

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkumpul di Jannah