Tugas Resensi Buku
Judul Buku : Bukan Wanita Biasa
Pengarang : Hadi Dust Muhammadi
Penerjemah : Ibn Alwi Bafaqih
Penerbit : Cahaya
Tahun : 2005
Malang, Maret 2015 |
Seperti
tersurat dari judulnya, buku ini menceritakan tentang pandangan terhadap
seorang wanita. Penulis menyampaikan bahwa wanita adalah makhluk Allah yang
istimewa, suatu hal yang sangat kontradiksi dengan pandangan bangsa-bangsa (selain
muslim) yang menganggap wanita sebagai beban, bahkan maaf, hewan, atau juga makhluk yang hina dan rendah. Sejarah mencatat
bahwa pada zaman primitif dimana sebagian orang menutup mata dari cahaya Islam,
wanita diperlakukan sebagai budak dan diperdagangkan dengan mudah. Misalnya
orang-orang Yunani, Athena, India, dan Cina. Mereka sama sekali tidak
menghargai wanita selayaknya pria. Bahkan kelahiran seorang bayi perempuan
dianggap hal yang memalukan sehingga tidak heran jika banyak bayi perempuan
yang dikubur hidup-hidup pada zaman tersebut. Hal ini hanyalah salah satu
contoh perbuatan buruk yang dilakukan terhadap wanita pada zaman dahulu.
Islam
memiliki pandangan yang berbeda. Wanita, sama dengan pria, merupakan makhluk
Allah yang diciptakan sempurna. Setiap wanita dan pria memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing yang saling menyempurnakan. Pria tidak lebih unggul
dibandingkan wanita, dan wanita juga tidak lebih unggul dibandingkan pria,
kecuali dalam hal ketaatannya masing-masing. Baik wanita maupun pria takkan bernilai, kecuali bila keduanya saling
bergabung dan melengkapi. Selain itu, kesamaan derajat antara wanita dan
pria di hadapan Allah juga dijelaskan dalam salah satu ayat di Al-Qur’an,
‘...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah
orang yang paling bertaqwa diantar kalian’, QS Al-Hujurat: 13.
Islam sangat
menghargai kebebasan hidup seorang wanita yang sesuai kodratnya, tidak seperti
bangsa-bangsa seperti Yunani, Romawi, dan bangsa lain di dunia. ‘Kebebasan wanita
adalah dampak dari revolusi industri’. Pada bangsa-bangsa ini, wanita tidak
memiliki hak atas apapun, termaksud terhadap diri dan hartanya. Sebaliknya,
Islam sejak awal munculnya telah menetapkan bahwa ‘Bagi laki-laki ada bagian
dari apa yang mereka usahakan dan bagi wanita pun ada bagian dari apa yang
mereka usahakan’, QS An-Nisa’: 32. ‘Islam menunjukkan kepada pria, wanita, dan
anak-anak serta masyarakat insani, jalan menuju kebahagiaan dengan tidak
meremehkan berbagai ketentuan dan hukum alam, situasi, dan kondisi yang telah
ditetapkan dengan kekuasaan Sang Maha Pengatur ciptaan’ (Nizham Huquqi Zar dar Islam: 232).
Seluruh makhluk masing-masing berjalan menuju puncak
tujuan dan kesempurnaannya. Tujuan akhir kita adalah Allah ‘Azza wa Jalla. Cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
beribadah secara murni, patuh dan taat kepadaNya, serta menafikkan berbagai
kekuatan dan kekuasaan mutlak selainNya. Berkaitan dengan hal ini, Islam
memandang wanita dan pria memiliki kedudukan yang sama, sebagaimana yang
tercantum dalam QS Al-Ahzab: 35, ‘Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar’.
Maret 2015 - *jangantanyaitusiapa* >.< |
Beberapa
sisi dari wanita dan pria tidak menimbulkan perbedaan, terutama kedudukannya
sebagai hamba di mata Allah. Akan tetapi, wanita dan pria tentu memiliki
perbedaan sebagai individu, misalnya pada jasmani, perasaan, dan tanggung jawabnya
dalam sebuah keluarga. Perbedaan-perbedaan itu diciptakan dengan indah dan
menjadi faktor penggerak kehidupan. Salah satu hal yang penting untuk dibahas
adalah mengenai pernikahan. Masalah pernikahan dalam agama Islam dan pandangan
islami merupakan suatu perkara yang suci dan amat ditekankan, karena pada
dasarnya wanita dan pria diciptakan untuk saling melengkapi. QS Ar-Rum: 21, ‘Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir’. QS Al-Fath: 29, ‘...Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka’. Rasa kasih sayang merupakan salah
satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim, seperti yang jugatelah
dicontohkan oleh Rasulullah.
‘Setiap
manusia, diantaranya seorang wanita yang sempurna, adalah dengan taat dan patuh
di hadapan Kesempurnaan Mutlak, dengan melakukan rukuk dan sujud’. Nilai
seorang wanita – muslim – ditentukan
dari ketaatan dan ketaqwaannya kepada Allah. Hal ini bisa tercermin dari
kehidupannya sehari-hari, apakah selalu melibatkan Allah dalam setiap hal yang
ia lakukan. Manusia mampu meraih
peringkat tertinggi kesempurnaan dan menjadi kekasih Allah. Seperti bagaimana
Maryam as mampu mencapainya hingga tercantum pada QS ‘Ali ‘Imron: 43, ‘Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud
dan rukuklah bersama orang-orang yang (sujud dan) rukuk’, bahwa salah satu bentuk penghambaan kita
kepada Allah adalah dengan menyembahNya, rukuk dan sujud menghadapNya, dan
mencari jawaban dan petunjuk dariNya.
Berdasarkan
beberapa pembahasan tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai seorang wanita muslim diantaranya sebagai berikut. (1) Kesucian diri.
Salah satu sifat terbaik bagi manusia adalah menjaga dan memelihara kesucian
diri, dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi wanita. (2)
Keimanan. Keimanan merupakan asas dan landasan utama bagi kehidupan kemanusiaan. Kehidupan tanpa iman
adalah sama dengan kesia-siaan dan kematian. Pribadi wanita dengan keimanan
yang baik akan menjadi sumber keindahan dan kebahagiaan sebuah keluarga. (3) Ibadah
dan ketaatan kepada Allah. Keimanan yang benar-benar berlandaskan ma’rifah
adalah keimanan yang dibuktikan dengan amal dan ketaatan. Iman itu adanya bukan hanya di hati, tetapi juga tercermin dari lisan
dan perbuatan. (4) Bangga menjadi seorang ibu. Tidak ada tugas dan peran
penting seorang wanita yang melebihi menjadi seorang ibu. (5) Keteguhan dan
kesabaran. Hanya dan cukuplah kepada Allah kita berserah diri.
Terdapat
dua ayat di dalam Al-Qur’an yang dapat menjadi acuan untuk menjadi wanita yang unordinary. Seperti dalam QS An-Nisa’:
34 yang menyebutkan bahwa, ‘...Wanita
yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka)..’. Begitu juga seperti
yang terdapat pada QS An-Nur: 31, ‘Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelhara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasan
mereka’. Dan dari semua itu dapat
disimpulkan bahwa wanita mulia dan terhormat itu akan memiliki beberapa
kriteria, yaitu yang beriman (mu’minat),
yang taat (qanitat), yang bertaubat (ta’ibat), dan yang ahli ibadah (‘abidat), QS AT-Tahrim: 5. Semoga kita
termasuk di dalamnya, aamiin.
Pada awal
melihat buku ini, satu-satunya yang terlintas adalah: kurang menarik. Display buku tidak memiliki keunikan
tertentu sehingga tidak menimbulkan ketertarikan yang kuat untuk membaca. Akan
tetapi, setelah selesai membaca buku secara keseluruhan, buku ini memiliki
makna yang dalam. Peran dan hakikat wanita dibahas dengan cukup runut dan baik.
Meski dengan bahasa yang terkadang sedikit berlebihan dan bahasan yang
seringkali berulang, buku ini menjelaskan dengan kalimat yang lugas sehingga
makna yang ingin disampaikan dapat tersalur dengan baik. Buku ini dapat menjadi
rujukan bagi muslimah yang masih meragukan dan ingin menemukan bahwa
sesungguhnya wanita itu istimewa. Buku ini dilengkapi dengan beberapa kisah
yang sarat makna. Semoga buku dan resensi ini memberikan manfaat.
Wallahua’lam bis showab.
Dermaga Camar Bulan, Agustus 2015 |
-Andika Putri Firdausy-
#PutriPejuang #ntms
Tidak ada komentar:
Posting Komentar