It has been a long time since I realize that my heart is
left behind in Bangkok! OMG!!!
Btw, post kali ini akan agak sedikit alay, maafkeun
><
Oke, saya akan menceritakan sesingkat mungkin serangkaian
perjalanan saya ke Bangkok bulan lalu (karena kalau detail pasti nggak akan
selesai :p). And the story began here...
Anyway, the most important thing is trying. Saya tahu
kalau salah satu syaratnya adalah “good command in English”, and yes, I’m not
too good in English. Terbatas banget. For real. Tapi saya sih bodo amat, yang
penting coba dulu. Selama nggak ada persyaratan buat nglampirin hasil tes toefl
dkk, karena saya nggak punya. :3
Besides, ini adalah event yang enak banget. Kita 'hanya' mengumpulkan beberapa berkas, kalau diterima 'tinggal' beli tiket dan hap, sampailah kita. Pastinya bakal banyak banget kan yang didapat. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mencoba!
15 Januari...
Selang beberapa waktu kemudian, 20 januari, saya menerima
email balasan dari panitia bahwa... saya diterima! Shock bangetlah jelas,
sempat mikir “kok bisa”. Tapi yang terpenting adalah teriak
“alhamdulillaaah!!!”
Sungguh, rencana Allah itu tidak disangka-sangka. Mimpi
yang “tidak dimimpikan” :”)
Ohiyaaa, btw akan saya jelaskan sedikit tentang acara apa
ini. ...
ASEAN Student’s Forum on Human
Rights (AFHR) 2015 merupakan sebuah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh ASEAN Front of Human Rights (AFHR), ALSA CHULA, dan ASEAN Studies Center Chulalongkorn University,
Thailand. Kegiatan ini mencakup beberapa jenis agenda yang fokus pada isu-isu
hak asasi manusia di ASEAN. Jenis kegiatan yang akan dilakukan diantaranya
ialah Welcoming Dinner, Symposium, Table Discussion, Table Rotation, Cultural
Night, Amazing Race, Academic Visit, MUN Workshop, Volunteering/Social Service,
dan Farewell Dinner. AFHR
dilaksanakan pada tanggal 15 – 21 Maret 2015 di Bangkok, Thailand. Peserta
kegiatan ini adalah pemuda dari negara-negara ASEAN seperti Kamboja, Laos,
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Kegiatan ini dibagi menjadi empat subtema HAM, yaitu disabilities person, rights to all genders, human trafficking, dan assisting refugees.
Bertepatan dengan “rencana” keberangkatan ke Bangkok, ada
hal lain yang harus saya siapkan, dan itu membuat fokus saya sedikit terpecah.
Sebenarnya nggak gitu juga sih, but sometimes, walking alone is more difficult
right? ehhe :D *kodehalus*
Anyway, dalam hal ini, saya benar2 merasa mengalami “Inna
ma’al ‘ushri yusroo” banget! “Bersama kesulitan ada kemudahan”. Ada suatu hal
yang membuat saya sedikit (atau banyak? :p) tertekan. Tetapi ketika dipasrahkan
kepada Allah, selalu ada jawaban yang indah. ^^
Yeah, one of them is about money. Tapi alhamdulillah hobi
menabung selalu berguna kok :”D jadi ketika memang dana dari langit belum
turun, masih ada rembesan dana dari bumi mhehehe..
Awalnya sempat aneh sih karena temanya tentang HAM, dan
saya anak geografi. Sempat merasa bahwa, akankah ini menjadi hal yang
bermanfaat buat saya? Then, I have to
repair my aim...
Singkat cerita saya mantap. Orangtua saya juga.
Orang-orang di sekitar saya juga. Bahkan boneka saya juga rela :p bismillah,
saya menyiapkan semuanya.
Ohiya, saya juga baru tau kalo ternyata beberapa teman saya ikutan apply. Mereka 'shock' waktu tau saya keterima wkwk. Well, artinya Allah sedang ingin saya menjelajahi bumiNya yang terhampar luas, dan mensyukuri nikmatNya.
Setelah abcxyz, then the day came...
Salah satu hal yang paling terasa ketika saya berangkat
dari Jogja adalah.....kesendirian.
Well, sebenarnya saya tipe yang biasa sendiri,
ngapa-ngapain sendiri, kemana-mana sendiri. Tapi kalo pergi jauh gitu..ke luar
negeri gitu... Saya
merindukan ke-empat teman saya. Sepanjang jalan jogja-jakarta saya memikirkan
mereka, hiks. Semoga kalian selalu dalam lindungan dan rahmat Allah, fingers...
Singkat cerita, saya sampai di Jakarta, ‘menggelandang’
sendirian sampai pagi, ke bandara, terus ketemu sama teman-teman Indonesia yang
lain. Ada 11 orang dari Indonesia yang lolos dari 42... And Bangkok really starts here...
Sampai Bangkok di Bandara Don Mueang. Kami dijemput Oat
(panitia) dan dua orang temannya, serta ketemu satu orang lagi peserta AFHR,
namanya Zaw dari Myanmar. Kami ber10 naik tiga taksi. Saya satu taksi sama
Karim dan Float. Well, pak taksinya agak sedikit ngawur. Salip kanan-kiri sampai seperti di film-film ckck. Bau khas
“Thailand” langsung terasa pas baru masuk taksi. Dan bau seperti ini akan terus
‘membayangi’ selama di Thailand. My sweety nose, sabar yak! :3
Jalanan Thailand tidak terlalu jauh berbeda dengan
Jakarta: banyak jalan layang dan macet. Kendaraan roda dua juga masih banyak
menghiasi jalanan ibukota. Bedanya, di Jakarta banyak flyer/baliho iklan atau
bahkan parpol *ups, tapi kalo di Thailand, hampir di sepanjang jalan isinya
foto raja mereka semua. Seems they love their king so much, and it was right.
Anyway, hampir semua orang Thailand* mengatakan kalau
mereka sangat menghormati rajanya. Mereka sangat menghargai dan menghormati
semua hal. Suatu ketika, di bis kami sedang mengobrol, tetiba membicarakan
sesuatu hal tentang raja dengan kencang. Kemudian, salah seorang warga Thailand
menyeletuk, ‘Omg, please slower your voice. Itu bukan hal yang seharusnya kita
bicarakan’. Yassalaam, mereka bahkan ngga mau ngomongin hal kurang baik dari
raja mereka, setidaknya dengan umum dan lantang. Mereka menganggap itu hal yang
tabu. Dan ini perlu kita contoh di Indonesia: tidak mengolok-olok pemimpin
kita.
Kembali ke AFHR, kami sampai di dorm. Kami bertiga
membayar 240 baht untuk satu taksi (sekitar 400 rupiah per bath). Setelah itu
kami masuk kamar masing-masing, dan langsung bersiap untuk acara Welcoming Dinner
yang akan dimulai beberapa menit kemudian. Don’t ask about the room. It was
definitely great! Semacam hotel malah bukan asrama mahasiswa. Dan kami merasa ‘dimuliakan’
hwehehe.
Anyway, hampir atau bahkan semua dari kami merasa orang
Thailand, terutama panitia AFHR ini, baiiik semua. Mereka semua teramat sangat memuliakan
tamu sekali. Ketje banget pokoknya. Mereka ramah sekali, as kind as Indonesian.
Ps. Maaf
ya di singkat terus, karena memang biar bisa padat jadi satu pos. Later I will
write more J to be continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar