Awan berarak, mengiringi langkah
lima pemuda hebat pemimpin masa depan, semoga.
Siang ini suasana berbeda di
kereta. Kami hanya berempat, sedangkan satu kawan kami menunggu keberangkatan
di tempat yang lain. Disinilah kami duduk selama kurang-lebih delapan jam.
Mencoba “lari” dari rutinitas perkuliahan. Ah, semoga niat lurus dan tulus kami
terjaga, Rabb.
Berasal dari latar belakang yang
berbeda, tentu saja. Aku dan dua orang kawanku yang lain telah “bekerja sama”
sebelumnya sehingga tidak banyak membutuhkan penyesuaian. Tapi tidak dengan dua
kawan yang lain. Anggapa saja mereka newbie.
Tidak, bukan bermaksud meng-eksklusifkan diri kami, hanya saja memang butuh
penyesuaian dalam beberapa hal. Jadwal kuliah dan jadwal bertemu yang paling
riskan. Pada akhirnya, kami semua harus rela pulang “larut” untuk menuntaskan
semua ini. Haha, terdengar alay dan klise, mungkin. tapi, ya, begitulah. Dan
semua cerita berawal dari sini.
Aku sudah lupa itu hari apa, yang
jelas sebuah pesan yang cukup “tidak singkat” masuk. Intinya, si dia mengajakku bertemu! Entah karena
sama-sama sok sibuk atau bagaimana, pertemuan itu beberapa kali direncanakan,
dan gagal. Namun, pucuk dicinta ulam pun
tiba, akhirnya kami bertemu! Meski bukan dengan si dia langsung, melainkan dengan temannya. Gadis delapan belas tahun
itu memperkenalkan diri. Namanya Fithrothul Khikmah. Mahasiswa Program Studi
Kartografi dan Penginderaan jauh 2013. Dalam perkenalan singkat itu, dia juga
memperkenalkan seorang temannya, Isna Pujiastuti, mahasiswa Program Studi
Geografi dan Ilmu Lingkungan UGM 2013 – yang ternyata adalah orang yang
sebelumnya berjanjian denganku. Dan perkenalan berakhir di situ, pada suatu
sore di sudut Mushola Al-Ardhu.
Akhirnya aku bertemu dengan dua
temanku lainnya: Ima Rahmawati dan Azzadiva Ravi Sawungrana. Kami bertiga
adalah mahasiswa Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM 2012.
Singkatnya, kami dipertemukan oleh sebuah visi. Terdengar agak berlebihan,
mungkin. Tapi kami memiliki tekad dan mimpi yang segaris, lurus. Bermodal
itu, kami beberapa kali mengirim abstrak.
Kami hanya bermodal abstrak sampai
akhirnya mendapat kesempatan menjadi juara di suatu ajang perlombaan.
Alhamdulillah. (Link to MUN). Oke, kembali ke kisah kami berlima.
Singkatnya, pertemuan-pertemuan
kami berlima selanjutnya adalah mebicarakan proyek.
Entahlah. Semacam mekso, terkadang.
Tapi itulah anak muda, orang-orang yang jiwanya belum tenang jika belum
mendapatkan yang diinginkan. Dan salah satu keinginan kami adalah : Going
Abord ! lalu kami mencari, mencoba, berusaha, berkorban, tak lupa
berdoa, bahkan kehilangan. Satu hal yang sering saya buktikan adalah: Tidak ada hal besar tanpa pengorbanan yang
besar pula. Dan semua itu memang sebanding, dan terbukti dengan tepat!
Lalu kami diberi kesempatan.
Jepang adalah negara pertama yang dipilihkan Allah untuk kami. Bersyukur?
SANGAT! Tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepadaNya. Dia, yang tidak
pernah berhenti mendengar doa kita, meski seringnya, kita hanya berdoa saat
membutuhkan, Allah...
Akhirnya, proses panjang dimulai.
Berawal dari pengiriman naskah – two
pages manuscript – yang membuat saya pening
di tengah malam, urusan passport
yang harus bolak-balik Kanim, urusan VISA dengan agen yang menegangkan dan pada
akhirnya kami (tiga orang dari kami) harus mengurus sendiri ke Kantor Kedubes
Jepang di Jakarta, urusan finansial, sponsor, yang sungguh menguras tidak sedikit tenaga, sampai urusan
perizinan yang subhanallah, membuat bapak-ibu akademik, TU, dekanat, semua,
sampai hafal dengan muka dan nama kami.
Haha, terima kasih, pak, bu, jasamu tak akan kami lupa. Mumumu, hihi
:3 Juga, mas-mbak dan ibu-ibu di KUI UGM, arigatou
ne, maaf sudah sangat merepotkan. Kepada teman-temanku, Erika, yang sudah
bersedia menemani saya berhujan-hujan, lalu mengerjakan laporan yang tetap saja
belum selesai, haha, Dhika, yang rela pagi-pagi bangun tidur saya mintain
tolong buat nyari taksi hihi, Nisa, Icha, dan teman-teman serta civitas
akademika Fakultas Geografi lainnya, aaaaak terimakasih! Saya terharu, bangga, dan sangat bersyukur mempunyai teman seperti
kalian! Lalu, mbak-mbak kos, yang sudah teramat peduli dengan saya, tapi
saya cuek dan ga peduli haha, maaf njih
mbak :3 Lalu, pada bapak-bapak penjaga markas,
maaf sering pulang terakhir dan membuat menunggu haha. Tak lupa, kepada kedua
orangtua kami, ayah, ibuk, dan satu adek manisku, nuwun sanget nggih, aishiteruuuu!!! ♥ Tidak ada lagi yang bisa kami
ucapkan, yah, buk. Tidak akan ada hari ini tanpa doa, kasih sayang, dan tentu
saja dukungan moral dan material dari ayah dan ibuk. At least, akhirnya kami berangkaaat!
Ihik, berasa bikin kata pengantar skripsi :3
Ah, jadi lupa mau bilang apa
lagi.
Oh iya! Satu lagi harapan saya.
Semoga tas saya tiba-tiba massanya menyusut! :3
Baik, sampai disini dulu. Semoga
niat kami selalu terjaga. Bismillah.
Fajar Utama Yogya,
Minggu, 8 Desember 2013 13:19 WIB
A good daughter, sister, wife, and mom wanna be.
Andika Putri Firdausy.
Lets be a better one, keep doing
the best, and let Allah do the rest!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar